TASAWUF
PERKEMBANGAN DAN PEMURNIANNYA
( Prof. Dr. Hamka )
Oleh : M.Ansori
BAB I
A.
PERTUMBUHAN
HIDUP KEROHANIAN
Yang dimaksud dengan hidup kerohanian itu adalah perjuangan
manusia dalam dirinya sendiri dalam mencapai kesempatan. Menurut penyelidikan
para ahli, memang ada perjuangan yang amat hebat di antara keinginan dan
kesucian dari gangguan – gangguan hawa nafsu. Hidup dalam kerohania n adalah
ikhtiyar mengalahkan gangguan hawa nafsu sehingga tercapai kemajuan yang
sempurna yang dinamai insan kamil. Pengaruh
kebenda an (maddi), selalu merusak hubungan manusia dengan Tuhannya. Menurut
seorang Ulama syari`ah menyatakan bahwa kalimat Tauhid (kepercayaan kepada ke
Esaan Tuhan) dengan sendirinya menimbulkan Tauhid kalimat artinya kesatuan
kalimat, kesatuan tujuan dari seluruh makhluq.
Lain dari itu yang dituju dalam hidup kerohanian ialah penuh keinsyafan
akan alam. Dengan menunjukan perhatian atas alam, nampaklah keindahan atas
ciptaan sang Khalik. Lantaran itu kian lama kian bertambah perhatian atas
alam,sehingga timbul `isyq (rindu). Maka fana`lah (tenggelam) diri kemanusiaan
di dalam baqa`nya zat ketuhanan. Dan insyaf lah diri itu akan kesatuannya
dengan segala maujud dan timbulah keyakinan serta hilang segala keraguan.
Apabila hidup kerohanian telah menjadi
kerinduan, dengan sendirinya akan mempu nyai pandangan sendiri tentang arti
kaya atau miskin, arti kaya atau miskin. Lantaran itu orang-orang yang masuk
dalam hidup kerohanian ini, tidaklah beda antara memakai pakai an mahal maupun
pakaian murah. Mereka tetap wara` (tawadu`), sederhana, ta`abud
(berbakti), zuhud. Dan kehidupan yang
seperti inilah yang telah dimulai oleh Nabi
saw dan para sahabat pilihan.
Alhasil hidup kerohanian itulah yang menjadi
pokok pertama bagi orang muslimin didalam memandang segala soal kehidupan, yang menyangkut urusan politik,
ekonomi, sosial, amal dan semua segi kehidupan yang selalu didasarkan pada kehidupan rohani. MUHAMMAD
DI GUA HIRA
Ke dalam gua itulah beliau pergi menyendiri,
memutuskan sementara hubungan dengan manusia, menjauhi semua kemewahan dunia
dan hanya membawa bekal yang sedikit. Dan hingga akhirnya sampailah pada saat
dimana terbukalah hijab yang menutupi perhubungan rohani dengan alam ghaib.
Maka hilanglah semua keraguan dan datanglah nur keyakinan yang ditunggu-tunggu
yaitu Malaikat Jibril yang datang membawa wahyu. Itulah hari yang dinamai
Yaumul Furqon yaitu hari pemisahan di antara kegelapan Jahiliyah dengan cahaya
islamiyah, jatuh pada tanggal 17 bulan Ramadlan.
BAB II
HAL IHWAL NABI DAN PERKATAAN HIDUP KEROHANIAN
A.
KEHIDUPAN
ROHANI BELIAU
Ada
beberapa riwayat sebagai berikut:
1.
Suatu hari,
Bilal mendatangi Nabi saw. Karena nabi saw belum juga datang untuk meng imami
sholat subuh. Dan di dapatinya Nabi saw
sedang menangis hingga basah bantal nya.
“mengapa engakau menangis, wahai utusan Tuhan! Padahal Allah telah
berjanji akan mengampuni dosa tuan, baik yang dahulu atau yang kemudian”, kata
Bilal.
“bagaimana aku tidak menangis ya Bilal!
Padahal tadi malam datang ayat begini, (lalu beliau bacakan ayat tersebut)
2.
Kadang-kadang
putus hubungannya dengan orang sekelilingnya, padahal beliau hidup di antara
mereka.
Pada suatu hari, beliau sedang duduk seorang diri, masuklah
Aisyah. Terus beliau bertanya: “engkau siapa”
“
Aisyah”
“Aisyah
yang mana”
“Aisyah
anak Shiddiq”
“Shiddiq,
siapa Shiddiq”
“Abu
Bakar, Sahabat Muhammad!”
Beliau tidak lagi menjawab. Aisyah tahu
bahwa ketika itu Nabi saw “sedang tidak dengan kita”.
B.
KEHIDUPAN
SAHABAT – SAHABAT
1.
Abu
bakar
Beliau hidup dengan sehelai kain saja, dan
terhadap lidahnya sendiri, pernaha dipegang nya, dan berkata:” lidah inilah yang
senantiasa mengancamku”.
Berikut beberapa pendapat beliau”
a.
Sifat
dermawan adalah buah dari taqwa
b.
Kekayaan
adalah buah dari keyakinan
c.
Martabat
adalah buah dari tawadlu`
d.
Barangsiapa
yang mengecap rasa kesucian ma`rifat, maka ia
akan ia akan memandang sepi segala sesuatu selainAllah swt dan merasa tersendiri dalam manusia banyak.
1. Umar bin khattab
a.
Beliau
mempunyai jiwa bersih dan kesucian rohani yang begitu tinggi, sehingga Nabi saw
pernah berkata tentang dirinya” Tuhan
Allah swt telah meletakan kebenaran di ujung lidah Umar dan hatinya.
b.
Beliau pernah
berpidato sebagai seorang khalifah, padahal pada waktu itu bajunya terdapat dua
belas tambalan dan pada kain sampingnya terdapat empat tambalan
c.
Dasar
kehidupan beliau ada dua yakni sabar dan ridla
2.
Utsman
bin affan
a.
Meskipun
beliau termasuk yang diberi kelapangan rejeki, tidaklah kurang pengaruh hidup
kerohanian itu dalam jiwanya
b.
Dalam
kesehariannya, beliau tidak pernah lepas dari Alqur an, hingga beliau wafat
dalam keadaan membaca alqur an
3.
Ali
bin Abi Thalib
a.
Kholifah ke
empat ini juga tidak kurang subur hidup kerohanian itu pada dirinya
b.
Pekerjaan dan
cita-cita yang besarmenyebabkan beliau tidak peduli bahwa pakaian yang
dipakainya telah robek karena mumuk, dan kalau robek dijahitnya sendiri. Dan
suatu ketika pernah ditanya, mengapa sampai begini, wahai amirul mukminin!,
beliau menjawab,” untuk mengkhusu`kan hati dan untuk menjadi teladan bagi orang
yang beriman.
c.
Sufyan bin
uyaynah berkata, bahwasanya Ali ra sahabat paling besar yang hidup dalam zahid
d.
Imam syafi`i
berkata,” beliau adalah besar dalam zuhudnya, dan orang yang zuhud tidaklah
peduli pada apapun selain Allah swt.
BAB III
PENGUPASAN AHLI – AHLI PENGETAHUAN TENTANG TASAWUF ISLAM
A.
SUMBER
KEISLAMAN
Kupasan dan penyelidikan ahli-ahli pengetahuan
tentang asal-usul dan pengambilan tasawuf islami sampai sekarang beelum
selesai. Berbagai pendapat telah dikemukakan, dan sebagian berpendapat bahwa
sumber pengambilan tasawuf islam adalah Alqur an, Hadits, dan kehidupan para
sahabat Nabi saw.
B.
PENGARUH
– PENGARUH LAIN ATAS HIDUP KEROHANIAN ISLAM
1.
Pengaruh
Hindu
a.
Tidak
sedikit para ahli penelitian yang
menyatakan bahwa hidup kerohanian islam itu berasal dari ajaran agama
Hindu. Pengaruh tersebut terdapat pada masalah yoga, latihan ibadah, tafakkur,
dzikir dan ma`rifatnya. Dalam bukunya Tahqiqu Ma Lil Hindi Min Muqauwalah,
Maqbulatin fil `Aqli au Marzulah
(penyelidikan tentang hal-hal di India, yang diterima atau yang ditolak oleh
akal).
b.
Abdul Raihan
Muhammad bin Ahmad Al Bairuni . Dalam bukunya Tahqiqu Ma Lil Hindi Min
Muqauwalah, Maqbulatin fil `Aqli au
Marzulah (penyelidikan tentang hal-hal di India, yang diterima atau yang
ditolak oleh akal). Dalam buku tersebut
ditulisnya panjang lebar tetang Ilmu pengetahuan, Kepercayaan, Ibadat,
Keagamaan dan filsafat India. Juga disebutkan bahwasanya amalan kehidupan para
ahli tasawuf dan kehidupan yoga di India banyak sekali persamaannya dengan
kehidupan dan riyadhah kaum sufi.
c.
Adanya
kepercayaan tentang Tanasukh (reincarnatie) yaitu kemungkinan perpindahnya
suatu roh dari satu badan ke badan yang lain. Orang Hindu menyebut nya dengan
nama Karma, yaitu suatu roh yang memakai tubuh yang bukan tubuh insani, seperti
binatang (ular, kucing,kambing dan sebaginya).
d.
Menurut albairuni terdapat persamaan antara karma dan
jelma dalam agama hindu dengan Madzhab orang sufi yang berkata bahwasanya dunia
ini adalah diri yang tidur dan akhirat diri yang bangun. Dan sebagian orang
sufi memungkinkan Hulul, menjelma yang haq pada tempat-tempat sebagai langit,
`arsy dan kursi. Dan sebagi an memungkinkan kepada alam, binatang, pepohonan
dan barang-barang keras (jamadat). Mereka menamainya AL Zuhurul Kulli
(pernyataan semesta). Kalau itu telah
mungkin, maka jelmaan roh dari sautu badan ke badan yang lain, tidaklah perkara
yang tidak dapat ditolak lagi.terdapat persamaan antara Hindu dan tasawuf Islam
e.
Menurut
Albairuni, terdapat persamaan antara Hindu dan tasawuf Islam. Dalam ajaran Patenggel
disebutkan bahwa mendirikan
upacara-upacara ibadat keagama an, sembahyang, puasa dan lain-lain bukanlah jalan untuk mencapai
bahagia (sa`adah) bagi manusia. Jalan mencapai bahagia hanyalah dengan dzikir
dan ta`ammul kelak akan membawa dirinya bersatu dengan Tuhan dan dengan seluruh
yang ada (Alkaum), karena pada hakikatnya semua itu adalah satu.
Madzhab Patenggel adalah suatu madzhab
sufi yang amat mendalam. Tiangnya adalah khalwat dan bersunyi diri; tapa,
semedi, zuhud dan semua latihan jiwa yang menyebabkan fana manusia walaupun
dari dirinya sendiri. Waktu itulah dia menca pai bahagia, tidak ada diatasnya
bahagia lagi. Ketenteraman yang menjadi puncak ketenteraman. Menurut Albairuni,
madzhab patenggel inilah yang dipakai oleh kaum shufi untuk mencari AL Haqq
2.
Pengaruh
Persia
a.
Islam
berkembang di Persia sejak masa kholifah Umar bin Khottab, maka terjalinlah
hubungan yang erat dalam bidang ekonomi, politik dan kebudayaan. Banyak pepatah
dan hikmah Persia menjadi hiasan bagi perkembangan peradaban Arab . Dan Nabi
saw pernah mengambil pemikiran tentang siasat perang dari Salman Alfarisi dari Persia dalam perang Khandak
b.
Dalam
kepercayaan kaum syi`ah, ada istilah yang disebut “hak ketuhanan raja” yakni Tuhan menjelma pada Imam
c.
Tentang alam
ini dikemudikan oleh tujuh orang quthub, yaitu wali yang amat tinggi
kekuasaannya
d.
Adanya
kepercayaan Al Haqiqotul Muhammadiyah,
bahwa semua alam ini berasal dari nur ini.
3.
Pengaruh
Filsafat Yunani
a.
Semboyan
Sokrates “kenalah dirimu” yang tertulis didinding Ma`bad Delfi, telah
disesuaikan oleh ahli tasawuf dengan kata hikmah tasawuf yaitu Barang siapa
mengenal dirinya, sungguh dia telah mengenal Tuhannya”
b.
Pada zaman
kholifah Al Ma`mun (zaman Abbasiyah),
timbul perlombaan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan asing
kedalam bahasa Arab, yakni dari Persia, Hindustan dan Yunani
c.
Mulculnya
filsafat baru, gabungan alam fikiran Yunani dengan tasawuf mistik timur oleh
Plutin dari Iskandariyah. Dan orang menyebutnya Syekh Yunani. Berikut beberapa
pendapat Plutin yang dipakai para kaum sufi:
-
Hakikat
yang tertinggi tidaklah semata-mata
didapat dengan berfikir, tetapi dengan
musyawarah (menyaksikan sendiri) sebagai
paduan rrenunan jiwa dengan keindahan alam
-
Bahwasanya
ma`rifat sejati tidak akan didapat dari
jalan panca indera dan akal belaka. Tetapi dengan Nur yang dianugerahkan Tuhan kedalam hati sanubari seorang hamba
setelah dia terlepas dari ikatan-ikatan kehendak nafsu dan fanaa dari sekian
alam semesta, lalu hidup merasakan keledztan dzat Ilahi, hilang segala yang
memisahkan sehingga bersatu dan berpadu.
BAB IV
PENYELIDIKAN ATAS KEMUNGKINAN – KEMUNKINAN ITU
1.
Pengaruh
Hindi
a.
Tidak ada
hubungan kebuayaan antara bangsa Arab
dengan bangsa India baik sebelum Nabi saw lahir maupuin setelah Islam tersebar
luas.
b.
Tidak
ditemukan pengaruh fikiran Nirwana budha atau Brahmana Hindu dalam karya-karya
sastra bangsa Arab baik sebelum Nabi saw lahir maupun sesudahnya
c.
Al Bairuni
baru lahir kedunia dipertengahan yang akhir dari abad ke empat hijriyah (351H – 440H atau 962- 1048M), sedangkan
dalam masa empat abad yang telah lalu itu tasawuf telah berkembang dalam
masyarakat Islam dengan luasnya
2.
Pengaruh
Persia
a.
Tokoh –tokoh
tassawuf dari Persia seperti Ma`ruf Al
Karachi dan Abu Yazid Al Bustami hidup sesudah tiga atau empat abad setelah
masa timbulnya kerohanian Islam
b.
Hidup
kerohanian atau tasawuf memang besar pengaruhnya dalam kalangan kaum Persia,
terutama kaum syi`ah. Kadang-kadang karena pengaruh politik, menentang
kekuasaan yang ada. Setengan dari kepercayaan kaum syi`ah itu ialah mempercayai
akan adanya Imam yang ghaib dan yang ditunggu kedatangannya di dunia.
Sebab mereka tidak mau mempercayai imam yang hadir, sebab Imam itu bukanlah
syi`ah
c.
Adanya
kepercayaan Nur Muhammad karena mungkin karena pengaruh ajaran Zoroaster dalam
kitabnya Zindavesta atau mempercayai
juga akan kepercaan Nasrani tentang Kalaam, tetapi hal itu semua jauh dari
kehidupan zuhud yang di ajarkan dalam Alqur an dan Hadits.
3.
Pengaruh
filsafat Yunani
a.
Semua buku
sejarah tidak ada yang menyebutkan adanya pengaruh faham filsafat Yunani di
tanah Arab.
b.
Tidak ada
satupun hadist Nabi saw yang menyebut nama Socrates, Plato, Aristoteles atau
Platonis.
c.
Tentang nama
Zulkarnain, dislam alqur an hanya disebut Zulkarnain saja tanpa Iskandar. Dan
menurut Maulana Abdul Kalam Azad bahwa
nama Zulkarnain adalah Maharaja Cyprus di Pesia, sedangkan Iskandar
Zulkarnain adalah Nabi Muhammad saw.
d.
Pada masa
Kholifah Almakmun terjadi kegiatan penterjemahan kitab-kitab Yunani kedalam
bahasa Arab, sehingga banyak berpengaruh pada pemikiran filosof Islam, seperti Al farabi, Ibnu Sina, Ibnu
Rusyd, dan lain-lain. Tetapi para filosof muslim ini hanya menjadikan filsafat
Yunani sebagai bahan bukan tujuan, dan dasar filsafat islam tetaplah filsafat
sendiri dalam daerah keislaman.
e.
Imam Ghozali
telah membawa pulang kembali kepada sumber kehidupan rohani yang asli pada abad ke lima yang berdasarkan
alqur an, hadits dan kehidupan para sahabat utama. Inilah bukti yang nyata
bahwa kehidupan rohani islam timbul dari telaganya sendiri bukan dari luar
islam.
BAB V
PERMULAAN BERKEMBANGNYA HIDUP KEROHANIAN
A.
NUSSAAK,
ZUHHAAD DAN `UBAAD
1.
Nussaak
artinya orang-orang yang telah
menyediakan dirinya untuk mengerjakan ibadah kepada Allah swt
2.
Zuhhaad
artinya tidak ingin kepada dunia, kemegahan, harta benda dan pangkat
3.
`Ubaad
artinya orang-orang yang telah mengabdikan dirinya semata-semata kepada Allah
swt.
B.
HASAN
BASRI
Hasan bashri juga bergelar Abu Sa`id adalah seorang
zahid yang amat masyhur dalam kalangan Tabi`in. Lahir tahun 21H (632M) dan
wafat tahun 110H. Beliaulah yang pertama kali menyediakan waktunya
memperbincangkan ilmu-ilmu kebathinan, kemurnian akhlak dan usaha
mensucikan jiwa didalam masjid Bashrah.
Semua ajarannya tentang kerohanian senantiasa di sandarkan pada sunah Nabi saw.
Dasar pendirian beliau adalah zuhud terhadap
dunia, menolak akan kemegahan, semata-mata menuju kepada Allah swt, tawakal,
khauf (takut), dan Rajaa (harapan) tidaklah terpisah. Janganlah hanya
semata-mata takut kepada Allah, tetapi ikutlah ketakutan dengan pengharapan.
Takut akan murkanya tetapi mengharap akan kurnianya
Pandangan tasawufnya ialah senantiasa bersedih
hati, senantiasa takut, kaalu-kalau dia tidak melaksankan perintah Allah dan
meninggalkan semua larangannya. Karena saking takutnya sehingga seakan-akan dia
merasa bahwa neraka itu hanya dijadikan untuknya.
Berikut beberapa hikmah ajaran Hasan Bashsri
1.
Perasaan
takutmu sehingga bertemu dengan hati tentram, lebih baik dari pada perasaan
tenterammu yang kemudian menimbulkan rasa takut
2.
Dunia adalah
negeri tempat beramal. Barangsiapa yang bertemu dengan dunia dalam rasa benci
kepadanya dan Zuhud, akan berbahagialah dia dan memperoleh faedah dalam persa
habatan itu. Tetapi barang siapa yang tinggal di dunia, lalu hatinya rindu dan
perasaan tersangkut kepadanya, akhiratnya akan sengsara.
3.
Tentang duka
cita beliau bekata: patutlah orang insyaf bahwa
mati sedang mengancamnya, dan kiamat menagih janjinya, dan dia mesti
berdiri dihadapan Allah akan dihisab.
C.
ROBI`ATUL
`ADAWIYAH
Beliau adalah seorang zahid perempuan yang amat
besar, wafat tahun 185H(796M). Tingkat kehidupan zuhud yang diajarkan oleh
Hasan Bashri, yaitu takut dan pengharapan telah di sempurnakan oleh Robi`ah Al
`Adawiyah pada zuhud karena cinta.
Cinta yang suci murni itu lebih tinggi dari
pada takut dan pengharapan. Cinta yang suci murni tidaklah mengharapkan
apa-apa. Soal surga atau neraka adalah soal nomor dua atau bukan soal sama
sekali. Sebab cinta itu sendiri sudah merupakan suatu nikmat yang paling lezat.
Cinta dibagi menjadi dua tingkat. Pertama cinta karena kerinduan, dan yang ting
kat kedua adalah dirindui, inilah tingkat tertinggi karena merupakan puncak
segala keindahan, tiada kata selain ya robbi. Naik setingkat lagi yaitu
keinginan dibukanya hijab, yang membatasi antara dirinya dengan Tuhan. Itulah
tujuannya yaitu melihat Tuhan (musyahadah).
D.
SUFYAN
TSAURI
Beliau berjuluk “Amirul Mukminin dalam hal
Hadits”. Pendirian beliau yang sangat
kuat yaitu tidak mau mendekati raja-raja, beliau hidup di zaman Kholifah Al
Mansur. Hidupnya mengembara dari suatu kota ke kota yang lain untuk menerangkan
inti sari ilmu agama kepada murid-muridnya.
Pernah beliau dipanggil oleh Kholifah Al
Mansur, dihadapannya beliau berkata dengan suara lantang, sehingga orang-orang
di sekelilingnya ketakutan kalau sampai beliau dihukum mati.
Ketika beliau menjalankan ibadah haji, sang
kholifah pun juga ada di Makkah. Datanglah utusan untuk menjemputnya menghadap
kholifah al Mansur, namun utusan itu di tolaknya. Beliau lahir tahun 97H (602M) dan meninggal
dunia di Bashrah pada tahun 121H (732M).
BAB VI
SYARI`AT, THORIQOH, HAKIKAT, MA`RIFAT
a.
Syari`at
Artinya
undang-undang atau garis-garis yang telah ditentukan. Termasuk disalamnya hukum
halal, haram, mubah, sunah, makhruh, wajib
Misalnya
hukum wajib: sholat, zakat, dll
b.
Thoriqoh
Yaitu
apa yang dituju dengan mengerjakan syari`at, yaitu keridhaan Allah swt.
Berikut
beberapa istilah yang berkait dengan
Thoriqot:
1.
Ikhlas yaitu
yang suci murni, ibarat emas tidak ada campuran sedikit pun
2.
Muraqabah
yaitu senantiasa mengintip dan mengintai dari dekat apa-apa yang dilakukan
menuju Tuhan
3.
Muhasabah
yaitu memperhitungkan keadaan diri sendiri, supaya mendapat kelayakan disebut
murid. Dihitung apa kekurangannya, kelalaiannya, sehingga dengan demikian
bertambah naiklah maqamnya
4.
Tajarrud
yaitu melepaskan segala ikatan yang akan menghalangi diri dalam menuju jalan
kehidupan thariqoh, misalnya kemegahan dunia, hawa nafsu, dll
5.
`Isyq yaitu
rindu pada sang kholiq yaitu Allah swt.
BAB VII
PERKEMBANGAN TASAWUF DI INDONESIA
A.
Pengaruh
Tasawuf dan Perkembangannya
Perkembangan tasawuf di Indonesia
sejalan dengan perkembangan faham Ahlus sunnah waljama`ah. Khususnya madzab
Imam Syafi`i yang masuk ke Indonesia. Dalam sejarah perkembangan tasawuf di
Indonesia pengaruh Imam Ghazali lebih besar dari pada pengaruh Al Hallaj dan
Asy Syi`i.
Didalam kitab “jami` karomatil Auliyaa”
karangan Syaikh Yusuf bin Ismail An Nabhany
disebutkan, Al Yafi`i berguru
kepada seorang syaikh yang besar dan agung yang berasal dari Indonesia, bernama
Abu Abdillah Mas`ud bin Abdillah Al Jawy.
Dan berdasar kan keterangan perihal ibnu bathuthah, syaikh Al jawy hidup
di jaman kerajaan Pasai di Sumatra, yang oleh Ibnu Bathuthah disebut Negeri
Jawa.
Jelaslah disini sejak jaman kerajaan
islam samudera pasai di sumatera, sudah ada hubungan antara negara Arab dengan
Indonesia. Maka pengaruh Arab dalam
bidang tasawuf terlebih dahulu di
banding dengan Persia dan India.
Pengaruh Persia dalam bidang tasawuf di
Indonesia sesungguhnya juga sangat
besar, hal ini dapat kita lihat dari bukti sejarah, bahwa pada abad ketiga
belas dan empat belas masehi seluruh dunia islam di pengaruhi oleh orang-orang
ahli tasaawuf dari Iran, termasuk yang ada di Indonesia. Para tokoh tersebut
misalnya Imam Ghazali, Syaikh Abdul qadir Al Jailani, Al Hallaj.
Maka berkembanglah kehidupan tasawuf di
Indonesia mulai abad tiga belas hingga sekarang. Thaoriqoh – thoriqoh yasawuf
yang berkembang di Indonesia seperti Naqsyabandiyah dari Asia tengah, Qodiriyah
dari Bagdad, Idrusiyah dari Hadramaut, Rifa`iyah dari Mesir. Dan
thoriqoh-thoriqoh ini terus berkembang hingga sekarang.
B.
Pembaharuan
Ibnu Taimiyah
Berikut beberapa pendapat Ibnu Taimiyah dlam bidang tasawuf
1.
Hubungan
manusia dengan Tuhan adalah hubungan langsung, karenanya tidak boleh menggunakan
perantara (wasilah)
2.
Istighostah
di larang karena memohon pertolongan kepada makhluq supaya di sampaikan kepada
Tuhan haram
3.
Untuk membuat
hubungan langsung kepada Tuhan, menggunakan tuntunan yang di ajarkan oleh Nabi
saw.
4.
Setiap orang
bisa menjadi Waiyullah
5.
Ibnu Taimiyah
mengakui adanya Wali Allah, tetapi
beliau tidak dapat menerima jika makhluq Allah yang lain menyandarkan
pengharapan kepada orang yang dikatakan Wali Allah itu.
6.
Melarang me
“Rabithah” kan gurunya atau mengambil wasilah gurunya buat menyampaikan
permohonan atau kebaktian kepada Allah swt.
7.
Filsafat
mistik harus di hapuskan dari pokok ajaran islam
BAB VIII
MENGEMBALIKAN TASAWUF KE PANGKALNYA DI INDONESIA
Fatwa Syaikh Ahamad Khathib Bin Abdul latif Al Minangkabawi
di makah: Bahwa seluruh umat supaya kembali kepada ajaran asli dari nabi
Muhammad saw dan menghindarkan perbuatan syirik dan menghaadirkan guru dalam
ingatan (Rabithah).
IX
DAFTAR PUSTAKA
PROF.
Dr. Hamka, Tasawuf Perkembangan Dan Kemurniannya, penerbit
PUSTAKA PANJI MAS , JAKARTA 1984
No comments:
Post a Comment